Buku ini membahas manfaat dari berbagai macam sayuran, mulai dari bawang putih, bayam, brokoli, dan berbagai sayuran lainnya. Selain itu, di dalam buku ini juga terdapat resep- resep masakan yang cukup simple dan mudah untuk dipraktekkan. Bagi yang tidak memiliki bukunya tetapi ingin mengetahui isi dari buku ini, tenang saja, karena saya akan me_review isi buku ini dimulai dari sayur favorit saya, yaitu "BROKOLI.
BROKOLI (Brassica Oleracea Var) adalah sayuran yang "Padat Gizi". Kandungan gizi yang terdapat dalam sayuran ini membuat harga jualnya tinggi, sehingga banyak orang menyebutnya dengan sayuran berkelas. Sayuran ini merupakan salah satu jenis sayuran yang masuk dalam k
ategori kubis- kubisan, dengan ciri khas kumpulan kuntum bunga yang membentuk gerombolan. Sayuran hijau ini berasal dari daerah Laut Tengah dan telah dibudidayakan sejak zaman Yunani Kuno, namun sayuran ini baru masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970.
Brokoli sangat cocok ditanam di daerah pegunungan atau dataran tinggi yang beriklim sejuk. Karena itu, brokoli mendapat julukan "cool season crop", yaitu tanaman yang hidup di daerah sejuk
Sumber gambar: http://www.necturajuice.com |
Kandungan Gizi Brokoli
Brokoli merupakan salah satu jenis sayuran yang padat gizi. Di dalamnya terdapat berbagai macam zat gizi yang bermanfaat untuk kesehatan, antara lain: protein, vitamin C, vitamin B, serat, dan bermacam- macam mineral, seperti zat besi, kalsium, kalium, dan selenium.
Sulforaphane, Senyawa Antikanker
Sebagai zat antikanker, brokoli mengandung senyawa kimia bernama sulforaphane yang bisa menahan efek berkelanjutan dari kanker dan mampu memperlambat pertumbuhan sel kanker kandung kemih dan berpengaruh terhadap rusaknya sel kanker. Fitonutrien yang terdapat dalam brokoli dapat memperlambat penuaan dan mengurangi resiko penyakit jantung. Brokoli juga mengandung kromium yang berperan penting dalam membantu kerja insulin bagi para penderita diabetes.
Serat, Pelancar Sistem Pencernaan
Kandungan serat brokoli sama dengan setengah roti gandum. Serat terbagi menjadi dua jenis, yaitu serat yang dapat larut air dan serat yang tidak dapat larut air. Serat larut air berperan dalam menurunkan kadar kolesterol darah karena dapat mengikat lemak, kolesterol, dan asam empedu. Kondisi ini akan mengakibatkan asam empedu dalam hati berkurang. Untuk memproduksi asam empedu baru, hati akan menarik kolesterol dari darah sehingga kadar kolesterol akan menurun. Serat yang tidak larut air bersifat antikanker. Perannya di usus besar seperti busa yang akan menyerap zat buangan dan membantu gerakan peristaltik usus dalam mendorong sisa makanan ke luar tubuh. Inilah kenapa orang yang mengalami sembelit dianjurkan untuk mengonsumsi serat kasar.
Kalsium, Penjaga Kepadatan Tulang
Zat lain yang memiliki kandungan cukup tinggi dalam brokoli adalah kalsium. Seperti yang kita tahu, 99% Kalsium berada di jaringan tulang, gigi, dan sel darah merah. Namun begitu, tak banyak yang tahu jika mineral dalam tulang dan gigi kita akan tergantikan 100% setiap tujuh tahun sekali. Jika konsumsi kalsium kita sehari- hari tidak mencukupi, maka tubuh akan mengambil persediaan kalsium dari persendian tangan, kaki, dan tulang panjang lainnya. Seorang wanita yang mengonsumsi kalsium 400mg lebih rendah ketika usia 20 tahun, akan mengalami tulang keropos pada usia 55 tahun. Kandungan kalsium secangkir brokoli adalah 76mg. Lebih tinggi dari sepotong besar tahu atau tempe. Namun lebih rendah dari setangkup es krim (90mg) dan sekaleng sarden (185mg). Kandungan kalsium paling tinggi terdapat dalam satu cangkir susu (350mg)
Vitamin C dan Senyawa Karotenoid, Penangkal Radikal Bebas
Vitamin C merupakan vitamin yang mudah larut dalam air. Vitamin ini perlu dikonsumsi setiap hari untuk memenuhi kebutuhan gizi. Selama ini kita terdoktrin bahwa sumber vitamin C tertinggi terdapat dalam buah jeruk. Padahal masih banyak buah dan sayuran lain yang jauh lebih banyak mengandung vitamin C termasuk brokoli. Vitamin C sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat antioksidan yang berguna untuk melawan radikal bebas. Selain itu, vitamin C memiliki peranan penting dalam meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
Cara Tepat Mengkonsumsi Brokoli
Ketika memilih brokoli, perhatikan warna kuntum tunasnya. Jika warnanya biru atau ungu, berarti brokoli mengandung konsentrasi tinggi vitamin C dan nutrisi lain. Hindari brokoli dengan kuncup tunas pucat atau kuning, karena bagian ini akan segera menjadi bunga. Pilihlah batang yang hijau dan kuat, tidak berkayu ataupun layu. Brokoli dapat dikonsumsi dalam keadaan mentah atau sudah diolah. Namun, memasak akan mengurangi kandungan nutrisi dan mineral dalam brokoli. Sebaiknya tidak memasak brokoli terlalu matang (tidak lebih dari 5 menit) karena memasak brokoli terlalu matang akan menjadikan sulfur yang terkandung di dalam brokoli menjadi sangat kuat. Mengolah brokoli yang paling baik adalah dengan cara dikukus agar vitamin dan mineralnya tetap terjaga. Hindari juga merendam brokoli di dalam air karena akan mengurangi kadar nutrisinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar